Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Identifikasi Janin dan Bayi Down Syndrome, Dokter Mesti Terbuka

image-gnews
Seorang anak down syndrome melenggang di panggung Petite Fashion Week di Madrid, Spanyol, 6 Oktober 2017. Semua pendapatan dari acara tersebut disumbangkan untuk Garrigou Foundation dan Prodis Foundation yang merupakan yayasan untuk membantu orang-orang yang memiliki keterbatasan. AFP PHOTO / GABRIEL BOUYS
Seorang anak down syndrome melenggang di panggung Petite Fashion Week di Madrid, Spanyol, 6 Oktober 2017. Semua pendapatan dari acara tersebut disumbangkan untuk Garrigou Foundation dan Prodis Foundation yang merupakan yayasan untuk membantu orang-orang yang memiliki keterbatasan. AFP PHOTO / GABRIEL BOUYS
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekretaris Pusat Informasi dan Kegiatan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome atau POTADS, Titik Rahayuningsih mengatakan umumnya dokter yang menangani kelahiran sudah bisa mendeteksi apakah bayi tersebut mengalami down syndrome atau tidak.

Baca: Yang Dilakukan Jika Bayi dalam Kandungan Terdeteksi Down Syndrome

Hanya saja, tidak semua dokter langsung memberitahu orang tua tentang kondisi bayi saat itu juga. "Biasanya dokter menjaga kondisi psikologis orang tua, terutama ibu," kata Titik Rahayuningsih kepada Tempo di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Ada pula dokter yang sudah memberikan informasi lebih awal kepada ayah bayi. Namun suami baru menyampaikan informasi tersebut kepada istri setelah anaknya berusia 1 tahun. Pertimbangannya pun sama, merasa kasihan karena istrinya baru melahirkan.

Berdasarkan kisah sejumlah orang tua dari anak-anak down syndrome yang dikumpulkannya, sebagian besar orang tua baru mengetahui buah hatinya mengalami down syndrome ketika usia anaknya mencapai 1 tahun. Itu pun setelah orang tua berkonsultasi atau memeriksakan kondisi anak ke dokter karena ditemukan sejumlah kelainan.

Contoh, umumnya bayi sudah bisa duduk pada usia 8 atau 9 bulan. Namun bayi down syndrome baru bisa duduk di usia 1 tahun dan mampu berjalan di umur 4 tahun. Bayi down syndrome juga umumnya mempunyai penyakit bawaan, seperti gangguan jantung, paru, penglihatan, pendengaran, gastrologi, pencernaan, hingga tak mempunyai lubang anus. "Karena itu, kami berharap dokter semakin terbuka sehingga kondisi anak bisa diketahui dan mendapat penanganan lebih dini," kata Titik Rahayuningsih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, dokter spesialis patologi anatomi Oei Hong Djien menjelaskan down syndrome bukanlah penyakit dan bukan pula penyakit keturunan. Down syndrome merupakan kelainan akibat kelebihan kromosom. Umumnya manusia mempunyai 23 pasang kromosom, sehingga jika ditotal dari ayah dan ibu menjadi 46 kromosom.

Adapun anak dengan down syndrome mempunyai kelebihan satu kromosom atau trisomi 21 sehingga total berjumlah 47 kromosom. Trisomi 21 artinya terdapat tambahan, baik penuh atau sebagian dari kromosom 21. Istilah down syndrome diambil dari nama dokter asal Inggris yang bernama John London Down.

Baca juga: Tips Bangkitkan Semangat Anak Down Syndrome dari Para Ibu

"Jadi jangan sekali-sekali memakai istilah disease (penyakit) karena syndrome itu bukan penyakit, tapi kumpulan gejala," Oei Hong Djien. Menurut dia, anak dengan down syndrome biasanya dilahirkan dari ibu yang ketika mengandung telah berusia lebih dari 40 tahun. Anak yang lahir dengan down syndrome ditandai dengan bentuk raut wajah yang khas, mempunyai kelemahan pada otot motorik, dan perkembangan intelektual lambat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

11 jam lalu

Tenaga kesehatan memberikan pelayanan imunisasi dasar kepada bayi di Puskesmas 3 Denpasar Utara, Bali, Kamis 12 Januari 2023. Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penurunan angka stunting hingga 7,71 persen pada tahun 2023 sehingga Bali tetap menjadi provinsi dengan angka kasus stunting terendah di Indonesia. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

23 jam lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

1 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.


Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

2 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.


Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Ilustrasi difabel. Shutterstock
Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.


Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

2 hari lalu

Salah satu calon mahasiswa disabilitas saat mengikuti UTBK di Unesa, Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-Humas Unesa)
Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.


6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

2 hari lalu

Ilustrasi bayi menguap. Foto: Unsplash.com/Minnie Zhou
6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.


Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

2 hari lalu

Ilustrasi ayah gendong bayi. Freepik
Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.


37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

2 hari lalu

Sebuah pesan tertulis di belakang pakaian petugas seleksi  nasional Polri jalur sarjana SIPSS 2024 di komplek Akademi Kepolisian Semarang, Jumat 1 Maret 2024. Polri mengikuti negara negara besar seperti Amerika, Australia dan Inggris yang membuka kesempatan kepada penyandang Disabilitas untuk ikut seleksi ini. TEMPO/Budi Purwanto
37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat


Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

4 hari lalu

Petugas menyiapkan perangkat komputer untuk pelaksanaan UTBK-SNBT di Universitas Pembangunan Nasional
Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024